Selasa, 04 Februari 2014

Untuk senyuman itu



Hey, kamu…
Bagaimana kabarmu ?
Aku yakin kau baik-baik saja kawan. J
Sudah berapa lama kita tak berjumpa ? Rasanya sudah setahun tak melihat senyum manis dari bibir tipismu itu. Kau tahu, banyak hal yang ingin ku ceritakan kepadamu. Kau masih sahabatku kan ? aku yakin kau akan menjawab iya sambil tersenyum manja.
Bagaimana pekerjaan barumu kawan? Kau menikmatinya. Aku yakin untuk pertanyaan ini kau akan menjawabnya dengan bangga. Itu adalah cita-citamu sejak kita SMP bukan? Aku senang akhirnya kau bisa menggapainya.  Ingatkah kau saat kita diminta oleh pihak sekolah mengisi form untuk rencana masa depan kita. Kau menyuruhku untuk mengisinya. Kita banyak bercerita tentang rencana masa depan kita.
Bagaimana dengan kisah asmaramu saat ini ? Kau masih bertahan kan dengan perempuan yang menjadi pacarmu ? Semoga saja. Aku kembali mengingat kelakuan sewaktu kita masih berseragam dulu. tentangmu yang selalu menceritakan gadis-gadis manis itu padaku. Tentangmu yang mudah bosan dalam hubungan yang kau jalani, tentangmu yang selalu mencari cara agar bisa memutuskan gadis manis tanpa membuatnya terluka.  Semoga kau sudah berubah.
Bagaimana dengan kisah hidupmu saat ini ? Bagaimana kabar adikmu ? Dia kuliah di mana ? kau menemukan tempat lain mencurahkan penatmu ? beberapa waktu ini kau jarang menghubungiku. Apa kau sibuk ? Apa kau tak punya masalah ?
Kau tahu, aku merindukanmu kawan.  Begitu merindukanmu.
Aku rindu berbagi cerita denganmu, aku rindu saat melihat wajahmu yang kusut itu datang menghampiriku sambil berkata “aku mau cerita”. Aku rindu saat kita duduk di teras rumahku sambil mendengarkan lagu dari band favorit kita. Aku rindu saat kita duduk memandangi bulan purnama dan seakan menakar rasi bintang.  Aku rindu itu.
Surat ini ku tulis di tengah hiruk pikuk ramainya ibu kota provinsi kita, semoga engkau berkenan membacanya.  J

Dariku yang begitu rindu pada senyum manismu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar